Welcome di blog imajinasi liar gue! Enjoy, guys! ♥

Minggu, Mei 25, 2014

Definisi Ikhlas, menurutku.....

Menurutmu di dalam hidup ini apa yang tersulit?
Menurutku, ikhlas.
Kenapa?
Let's we run!

Ketika kamu dikecewakan karna hal yang tidak bisa kamu terima, yang pada akhirnya kamu harus melepaskan yang paling berharga dihidupmu, sakit bukan main kan.
Sakit tetaplah sakit.

Ketika kamu sudah susah payah menggenggam sesuatu yang sangat berarti di hidupmu hanya karna segelintir orang yang tak menyukainya.
Apa yang kamu rasakan?
Sakit. Dan kau pun mengutuk semuanya.
Mencaci maki takdir.

Di saat kamu merasakan sakit itu, ingatlah, Tuhan tak pernah tidur.
Tuhan mengetahui apa yang kamu butuhkan saat ini.
Mungkin awalnya memang sakit setengah mati, tapi bersabarlah Tuhan pun pasti akan memberikan pelangi untukmu.
Senyum terindah untukmu.
Mulailah belajar ikhlas.
Ikhlas adalah ketika kamu tersenyum ikut bahagia melihat yang dulu setengah mati kamu perjuangankan yang sekarang tengah berjuang dengan orang lain.

Ikhlas adalah ketika kamu bisa memaafkan segelintir orang yang menyakitimu.

Ikhlas adalah tidak mengungkit semua kesalahan orang-orang yang telah menyakitimu.

Selasa, Mei 13, 2014

KAMU

Untukmu yang selalu aku cinta dan sangat ku jaga.

Ketika semua hancur berkeping-keping hingga tak tersisa, kamu datang.
Kamu mulai melengkapi apa yang telah hilang dalam hidupku. Keluarga.

Kamu datang dengan sejuta kasih sayang yang baru kali ini aku rasakan.
Kamu memberikan apa yang aku butuhkan selama ini.
Kamu selalu berusaha untuk melengkapi.
Sampai pada akhirnya kamu membagi kedua orangtuamu untukku.

Betapa aku bersyukur dan bahagianya telah dipertemukan denganmu.
Beribu-ribu doa syukur aku panjatkan kepada Tuhan.
"Tuhan, aku mohon jangan jauhkan atau Kau pisahkan aku dengannya. Engkau telah menjawab semua doaku selama ini dengan mengirimkan dia.
Tuhan, aku mohon jaga selalu kami berdua. Aku ingin selalu bersamanya.
Aku ingin mewujudkan semua mimpi bersamanya.
Tuhan, jangan pernah pisahkan kami dengan cara yang membuatku hancur kembali.
Pisahkan lah kami hanya dengan maut."

Kamu begitu berharga dan berarti.
Terkadang sampai aku membenci orang-orang yang ingin menghancurkan kita!
Tidak tahukah mereka bahwa kamu adalah tujuan hidupku saat ini?!
Tidak tahukah mereka bahwa kamu adalah segalanya bagiku?!
Ini mungkin terdengar sangat berlebihan, tapi ini lah yang aku rasakan.
Tak mudah menjadi aku! Aku yang tumbuh didalam kehancuran!

Tetaplah bersamaku.
Apapun keadaannya, tetaplah menggenggam tanganku hingga maut memisahkan kita.

For my purpose of life, Rivan Andreas
I love you

Senin, Mei 12, 2014

Aku adalah Samar

Memandangmu hanya dari kejauhan.
Merindukanmu melalui doa.
Menyapamu dalam bisu.
Ya, aku lah si penakut
Penakut yang terlalu takut untuk mengenalmu secara langsung.

Bukankah mencintai seseorang itu tak perlu diumbar?
Bukankah merindukan seseorang tak harus melalui pertemuan?
Bukankah hal yang terbaik dari merindu adalah mendoakannya dari kejauhan?
Bukankah memperhatikanmu dari jauh tak akan membuatmu risih dan menjauh dariku?

Terlalu banyak pertanyaan yang kadang membuatku menikmati semua ini.
Menikmati bayangmu hanya dalam pikiran.
Mencintaimu diam-diam. Dalam hati.

Inginku menyapamu, menghapus air matamu ketika kamu bersedih dan menjadi sandaranmu ketika kamu lelah dengan dunia ini.
Tapi, rasa takutku terlalu besar dibandingkan dengan rasa cinta ini.
Menjaga rasa ini hanya untukmu.
Untukmu yang tak pernah melihatku ada.
Untukmu yang melihatku samar.
Dan untukmu yang aku cinta.

Biarlah Tuhan yang mempertemukan kita di waktu yang tepat.
Biarlah Tuhan memupuk keberanianku untuk sekedar menyapamu.

Aku percaya, suatu hari nanti aku akan terlihat jelas di matamu.
Aku yang selalu ada menjagamu. Disini.

Rabu, April 30, 2014

Pelengkap Hidup

Tuhan mengirimkanmu kedalam kehidupanku untuk melengkapi semuanya.
Semua yang tidak bisa aku lengkapi sendiri.
Tuhan mempertemukanmu denganku untuk memperbaiki semua yang telah hancur.

Kamu dengan sejuta tawa dan bahagia.
Aku dengan sejuta tangis dan keterpurukan.
Tuhan menyatukan kita dengan cara yang indah.
Tuhan mempertemukan kita dengan jalan yang tak pernah kita lewati.

Bisakah kita selamanya seperti ini?
Melengkapi satu sama lain.
Memegang erat sebuah komitmen yang telah diberikan oleh Tuhan.
Dan menjaga cinta yang telah diciptakan oleh Tuhan.

Setiap doaku, aku selalu memohon kepada Tuhan.
Selalu aku selipkan namamu.
"Tuhan, jika benar ia yang selama ini aku butuhkan, tuntunlah hubungan ini ke jalan-Mu. Tuntunlah rasa cinta ini. Kau tahu segalanya. Ia bukan hanya sekedar teman hidup, ia pelengkap hidupku.

Dan Tuhan,
Jika ia bukan yang selama ini aku butuhkan, tuntunlah juga rasa ini, agar bisa mencintainya dengan wajar. Jangan jatuhkan aku kedalam keterpurukan yang berulang.

Aamiin.

Selasa, April 29, 2014

Surat dalam Botol (part 2)

Sontak aku kaget!
Siapa dia? Siapa Gilang? Bagaimana bisa ia mengetahui apa yang aku rasakan sekarang?
Aku memaksa memori ingatanku. Memutar otak.
"Ayolah Kirana ingat! Ingat!" batinku.

Aku terlalu memaksakan otak ini untuk mengingat sesuatu. Sesuatu yang mungkin sangat berharga di hidupku.
Perlahan pandanganku semakin kabur.

Ketika ku buka mataku perlahan, aku sudah ada di kamarku.
Aku baru ingat, ketika dipantai aku tak sadarkan diri.
Entah siapa yang membawaku pulang.
Ku lihat sekeliling kamarku.
Tertata rapi. Dengan lampu hias kecil-kecil berwarna kuning.
Dan.......
Banyak sekali foto-fotoku bersama seseorang.
Aku terlihat sangat bahagia. Tapi, siapa dia?

Semenjak operasi pengangkatan tumor dikepalaku. Sebagian memori ingatanku hilang.
Mungkin memori yang sangat indah juga penting telah hilang karna penyakit sialan itu.
Tuhan, bisakah kau jelaskan ini semua?

Tanpa kusadari, mama melihatku dari celah pintu kamar yang terbuka sedikit.
Mama menghampiriku.
Mama menceritakan semuanya kepadaku.
Ya semuanya.

Kirana, apakah kamu ingin mengetahui semuanya? Tidak kah kamu ingat dia? Gilang? Dia kekasihmu, sayang.
Orang yang telah berjasa atas kesembuhanmu.
Setiap harinya, ia habiskan untuk selalu merawatmu. Tak bosan ia memberikanmu semangat untuk hidup.
Waktu itu, Gilang harus pergi ke Jakarta karna Ibunya sakit keras.
Ketika ia sampai di Jakarta, penyakitmu kambuh, sayang.
Kamu koma.
Setelah ibu memberitahukan keadaanmu, Gilang bergegas menuju rumah sakit di Bandung untuk melihatmu.
Tapi.........
Sebelum ia sampai, Gilang....... Gilang.....
Mengalami kecelakaan yang hebat.

Seperti di sambar petir siang hari, sekujur tubuhku bergetar hebat.
Aku menangis sejadi-jadinya! Aku menjerit!
Tuhan! Apakah ini jawaban dari doaku?!!
Mengapa? Mengapa harus Gilang?!!

Mama memelukku erat. Menahanku.
Mama berkata kepadaku,
"Sabar Kirana sayang. Semua sudah digariskan oleh Allah. Perlu kamu ketahui, sebelum Gilang pergi, ia menitipkan selembar surat kepada mama. Surat untukmu.
Gilang menyuruh ibu untuk memasukan surat itu kedalam sebuah botol dan menguburnya di pantai. Pantai kalian."

Gilang bah sudah mengetahui ajalnya. Sampai-sampai membuat surat dan segala permainan surat botol di pantai.
Sakit yang bisa aku rasa. Ketika mulai mengingat sedikit demi sedikit kebersamaanku dengannya.

Tuhan, mengapa tidak Kau renggut juga nyawaku ketika aku koma?!! Agar aku bisa bersama Gilang. Selamanya. Didalam surgaMu.

Selasa, Februari 18, 2014

Surat dalam Botol (Part I)

Berjalan sendiri ditepian pantai.
Entahlah hendak menuntunku kemana kedua kaki ini.
Aku hanya bisa mengikutinya.

Deburan ombak pantai.
Pasir pantai yang menggelitik.
Kicauan burung pantai yang mengiringi langkahku.
Serta awan awan yang menemaniku selama berjalan.

Ah,
Sepertinya aku pernah berjalan ke tempat ini.
Semuanya tak asing di mataku.
Tapi entahlah kapan dan bersama siapa aku kesini.

Aku sisiri pantai nan indah itu.
Sampai pada akhirnya langkahku terhenti pada satu tempat.
Sebuah gundukan pasir pantai yang seperti sengaja diberi tanda.

Aku penasaran. Aku mencoba menggali gundukan itu dengan ranting pohon yang kebetulan jatuh tepat di hadapanku.

Apa yang aku temukan?
Sebuah botol bening dengan sepucuk surat didalamnya.
Cepat-cepat aku membuka botol dan membaca surat itu.

"Hai kamu yang sedang membaca surat ini.
Wah kamu lancang sekali sudah membukanya. Padahal surat ini untuk kekasihku yang sangat aku rindukan.
Dia yang mempunyai senyum termanis.
Tapi, sepertinya dia adalah kamu! Haha

Bagaimana sayang?
Apakah kamu lelah telah berjalan seharian mencari surat ini?
Sepertinya kamu tidak lelah ya.
Kamu malah semangat!
Terlihat dari mata mu yang berbinar membaca suratku ini. Hihi

Apa kabar sayang?
Bagaimana tentang pantai ini?
Apakah pantai ini masih bisa membuatmu terpukau?
Ya ini adalah pantai favoritmu!

Harapan itu, Kamu

Aku menggenggammu teramat kuat bukan berarti aku egois.
Aku menggenggam apa yang selama ini menjadi tujuan aku hidup.
Semua yang dulu aku punya, satu per satu mulai pergi.
Aku hanya sendiri bersama sejuta kenangan dan mimpi.
Apa salah aku terlalu menggenggammu?

Jika kamu tidak penting bagi hidupku, sudah lama aku melepasmu.
Jika kamu tidak penting bagiku, sudah lama aku berhenti mempertahankanmu.

Kamu memang menyebalkan.
Kamu selalu mengataiku berlebihan.
Sebelum kamu mengatakan kata-kata itu, rasakanlah terlebih dahulu bila kamu menjadi aku.

Rasakanlah rasanya menjadi seseorang yang hilang harapan.
Dan ketika harapan itu datang kembali, kamu merasa hidup kembali.
Kamu merasa ada seseorang yang pantas kamu perjuangkan.
Pantas kamu genggam.
Pantas mendampingimu untuk mewujudkan segala mimpimu.

Dan harapan itu, kamu.